21 Februari 2009

MINANGKABAU

Bagaimana sebenarnya sejarah Minangkabau?

Minangkabau adalah salah satu etnis suku dan budaya yang ada di Nusantara ini.
Secara geografis, pusat kebudayaan dan peradaban Minangkabau terletak di Sumatera Barat yang meluas hingga ke Jambi, Riau bahkan ke sebagian Semenanjung Malaysia.

Dari beberapa sumber yang penulis baca, beberapa hal yang bisa penulis ungkap disini mudah-mudahan bisa menjadi bahan bacaan atau referensi mengenai Minangkabau. Masih banyak kekurangan, namun cukuplah untuk menambah wawasan pembaca sekalian.

Menurut buku TAMBO yang penulis baca, etnis Minangkabau sebelumnya tidaklah memiliki nama. Penamaan Minangkabau baru diberikan setelah melalui peristiwa bersejarah bagi etnis ini.

Menurut TAMBO pada awalnya, setelah mengeringnya banjir di masa Nabi Nuh,A.S, berlayarlah sebuah keluarga ke sebuah pulau yang mulanya hanya timbul puncak Gunung (saat ini dikenal dengan Gunung Marapi). Gunung tersebut berada di Pulau Andalas (Sumatera). Itulah sebabnya ada istilah yang diabadikan dalam sebuah lagu Minang, "sajak gunuang Marapi sagadang talua itiak" (sejak Gunung Merapi Sebesar Telur Itik).
Keluarga tersebut lalu mendiami lereng kaki gunung merapi, namun beberapa lama sesudahnya mereka pindah ke kaki gunung yang kemudian diberi nama Nagari Pariangan.

Peradaban terus dilanjutkan oleh anak cucu dari keluarga ini diikuti dengan meluaskan daerah hunian ke Agam, Lima Puluh Kota dan sebagainya. Selain itu, mereka juga mengisi kehidupan sosial dengan menanamkan sikap berkehidupan yang termaktub dalam aturan-aturan yang dibuat oleh para pemimpinnya. Diantaranya, aturan raja, lalu aturan Tarik Balas, selanjutnya diperbaiki dengan adanya Laras Panjang.

Perubahan-perubahan aturan di dalam suatu peradaban termasuk peradaban Minang, mencerminkan sikap hidup yang dinamis serta kemauan untuk terus mencoba menjadi masyarakat yang memiliki aturan hidup. Selain itu, masyarakat Minang juga telah ikut menerapkan asas Musyarawarah....

Bersambung.........

16 Februari 2009

Sekilas Perjalanan Penulis Ke Malaysia Pada Tahun 2000

Penulis melakukan Tour Malaysia Bersama 31 rekan Mahasiswa Lainnya yang tergabung dalam Unit Kegiatan Pengembangan Ilmiah dan Penelitian (UKPIP), sekarang Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa, sebuat wadah unit kegiatan mahasiswa tingkat Universitas Negeri Padang.

Tour Malaysia sebenarnya adalah kegiatan Studi Ilmiah unit kegiatan tersebut diatas sebagai kegiatan puncak dari semua program-program kerja Unit Kegiatan. Kegiatan ini lebih menitikberatkan pada penelitian, pengamatan serta pertunjukan seni budaya pada beberapa tempat yang telah direncanakan sebelumnya. Beberapa titik tujuan kami adalah Kuala Lumpur, dengan mengunjungi Perguruan Tinggi Islam Antar Bangsa, Maktab Perguruan Melewar, Menara KLCC, Genting Highland. Kami juga mengunjungi Istana Sri Menanti, Kampung Daching, dan yang lainnya yang terdapat di Negeri Sembilan Malaysia. Dari beberapa titik tujuan yang kami kunjungi, kegiatan ini lebih terkesan pada Tour. Namun, penulis tidak beranggapan begitu sepenuhnya, karena banyak hal bermakna yang telah penulis temui sehingga sangat berkesan walaupun kegiatan tersebut terlaksana 7 tahun yang lalu.

Penulis mencoba merenungkan kembali apa-apa yang penulis temui agar bisa menerbitkan tulisan ini. Tujuan penerbitannya tidak lebih untuk mengingat kembali kenangan indah bersama teman-teman sekaligus menjadi renungan kita bersama, apakah kita akan terus bermimpi akan kemajuan dan kemakmuran yang telah diraih oleh negeri jiran Malaysia.

Perjalanan diawali dari keberangkatan kami dari kampus tercinta Universitas Negeri Padang, dulu Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang, di kawasan Air Tawar, Padang, Sumatera Barat. Panitia perjalanan yang terdiri dari kakak-kakak senior Unit Kegiatan (UKPIP) berinisiatif menyewa bus yang kebetulan trayek adalah Padang-Dumai. Kami sengaja menempuh jalan darat untuk menghemat biaya perjalanan.

Setelah menempuh perjalanan darat Padang-Dumai selama lebih kurang 1 hari 1 malam, kami sampai di Pelabuhan Penyeberangan Dumai. Tiba di pintu pelabuhan, panitia memesan tiket Indomall Express. Menaiki kapal, kami harus melalui pemeriksaan Pasport dan Visa. Kami sampai di Pelabuhan Malaka setelah perjalanan laut menyeberangi selat Malaka selama 1 jam 45 menit. Di Pelabuhan Malaka kami kembali menjalani pemeriksaan Pasport dan Visa. Untuk menuju Kuala Lumpur sebagai tujuan awal, kami naik bus tidak beberapa jauh dari pelabuhan. Di Kuala Lumpur, kami menginap di Asrama Saya, lagi-lagi untuk mengirit biaya perjalanan.

Asrama Saya yang berada di Gombak 06 menjadi titik tolak Tour kami selama berada di kota Kuala Lumpur.
Tour dimulai dengan mengunjungi Pergururuan Tinggi Islam Antar Bangsa, sebuah Perguruan Tinggi yang dibiayai oleh iuran dan sumbangan Negara-negara Islam se-dunia. Perguruan tinggi ini mahasiswa nya kebanyakan berasal dari negara-negara Islam yang bisa berbaur sesamanya, tidak lagi memandang ras, warna kulit, bahasa dan yang lainnya. Dan yang terpenting, mahasiswa nya tidak dibebankan biaya sama sekali. Menurut pemandu kami, rencana awalnya Perguruan Tinggi ini didirikan di Indonesia, namun karena kondisi keamanan yang tidak memungkinkan, maka Malaysia lah yang menjadi lokasi Perguruan Tinggi ini.
Esok harinya kami menuju Maktab Perguruan Melewar. Dari Gombak 06 kami menaiki bus ke Station Putra Jaya. Untuk perjalanan ini, penulis tidak ingat pasti dimana lokasi turun kami setelah menaiki MRT (Mass Rapid Transport), sebuah transportasi modern berupa kereta layang 2 gerbong yang digerakkan oleh listrik dengan kecepatan laju yang tinggi. Jakarta saja baru berencana mengembangkan mode transportasi ini, tapi Kuala Lumpur saat penulis Tour (th.2000), MRT nya sudah menjangkau setiap sudut kota.
Esoknya lagi, kami masih dari Asrama Saya menuju pusat kota Kuala Lumpur atau yang lebih dikenal dengan Kuala Lumpur City Center atau KLCC. Menaiki MRT, kami menuju Masjid Jami' yang dibawahnya terdapat station kereta listrik yang akan membawa kami ke station kereta yang ada di KLCC. Station kereta yang ada di KLCC dipusatkan di bawah Mall ISETAN, sebuah Mall besar di jantung kota.
Sebuah kekaguman saat penulis memperhatikan peta lajur-lajur kereta, baik MRT atau pun kereta listrik adalah rumitnya lajur, karena banyak untaian namun keteraturan jadwal kedatangan dan keberangkatan memungkinkan station-station dapat melayaninya walaupun di station tersebut hanya memiliki 2 lajur kereta. Sungguh mengagumkan.........
Setelah menuju lantai dasar Mall ISETAN, kami berkeliling di sekitar KLCC. Tujuan awal kami pagi (Jum'at) itu adalah menara KLCC atau menara Kuala Lumpur yang memiliki ketinggian 460 m, saat itu tercatat sebagi tertinggi ke-4 di dunia. Entah memanas-manasi kami atau entah benar yang disampaikan oleh Guide kami, dia bilang Menara ini diarsiteki oleh Insinyur Indonesia jebolan Universitas Indonesia, namun ungkapan nya tersebut dibenarkan oleh seorang penjaga pintu masuk menara. Kecanggihan menara ini diantaranya memiliki Lift berkecepatan 6 meter / detik, sehingga tidak terasa cuma lebih kurang 2 menit kami telah sampai di puncak menara yang tinggi nya 460 meter tersebut. Puncak menara berbentuk bundaran yang memiliki tingkatan-tingkatan sebanyak 6 tingkat. Bermacam-macam fasilitas terdapat disini, seperti fasilitas pengunjung, restoran, pasar souvenir, lantai khusus untuk komunikasi.